Subscribe:

Ads 468x60px

Social Icons

Sunday, May 12, 2013

Saat Sakit, Pria Lebih Manja Dibandingkan Wanita


Sebenarnya, wanita punya ketahanan tubuh yang lebih baik. Faktanya lagi, saat sudah terlanjur sakit, pria lebih manja dibandingkan wanita. Pria bisa menjadi makhluk yang teramat sangat manja, bahkan saat dia hanya terserang flu atau sakit kepala.
Dilansir RedBookMag, fakta mengenai kemanjaan pria ini dijabarkan. Kemanjaan seseorang saat sakit dapat diakibatkan oleh rasa kangen saat dirawat oleh sang ibu ketika kecil. Bagi banyak pria, sentuhan lembut tangan ibu dan kemanjaan yang diberikan saat sedang sakit ingin diulang kembali walaupun usia mereka sudah dewasa. Berbeda dengan wanita yang lebih bisa merawat diri sendiri saat terkena flu atau sakit ringan.
"Sebagian besar pasien wanita saya mengeluhkan bagaimana pasangan mereka sering manja dan ingin agar sang wanita merawat sang pria sama seperti ibu mereka," ujar Mary Jane Minkin, MD, seorang dokter dari Yale School of Medicine.
Pria yang tangguh sekalipun bisa berubah jadi 'bayi' saat sedang sakit, ini tidak hanya terjadi pada pasangan Anda, tetapi terjadi hampir pada semua pria, terutama yang sudah memiliki pasangan, baik kekasih terlebih lagi istri. Hmm.. apakah harus memanjakan mereka saat sakit? Boleh saja, apalagi jika pasangan Anda bukan tipe pria manja saat sedang sehat. Sekali-kali memanjakannya boleh saja.
Biasanya pria yang sedang sakit ringan seperti flu atau demam senang menikmati masakan berkuah dan hangat, Anda bisa memasak untuknya. Memberi sedikit pijatan ringan di bahu atau memberi kompres juga bisa membuat pria yang sedang sakit merasa lebih nyaman.

Hati-Hati Lho, Pria Pemalas Spermanya Sedikit


Penelitian terbaru datang dari Harvard. Melaporkan bahwa pria yang malas dan kerjaannya lebih banyak uduk manis dan menonton televisi sekitar 20 jam per minggu cenderung akan mengalami penurunan jumlah sperma.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine dan dikutip MedicalDaily. Para ilmuwan membuat perbandingan antara gaya hidup aktif dan jumlah sperma yang diproduksi.
Mereka menemukan hubungan yang menunjukkan, pria tidak aktif menghasilkan jumlah sperma lebih sedikit.
Pria yang menghabiskan banyak waktu di depan televisi, setidaknya selama 20 jam setiap minggu, memiliki jumlah sperma 44% lebih rendah dibandingkan laki-laki yang beraktivitas seperti olahraga.
Namun para peneliti tidak menentukan alasan di balik kesenjangan tersebut. Kualitas sperma juga tidak akan menurun berdasarkan kegiatan yang dilakukan.
Hal ini diketahui bahwa suhu mempengaruhi produksi sperma dan bahwa kondisi dingin merupakan kondisi yang optimal untuk produksi sperma yang tepat dan sehat.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa duduk dalam waktu yang lama akan meningkatkan suhu pada skrotum sehingga berdampak negatif pada produksi sperma. Jumlah sperma di negara maju telah menurun terus selama beberapa dekade terakhir.

Minuman Bergula Meningkatkan Risiko Diabetes


Minuman ringan bergula meningkatkan risiko Anda terkena diabetes tipe 2. Setiap tambahan konsumsi satu kaleng atau botol (340 ml) minuman bergula sehari meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2 sebesar 22%. Semakin banyak Anda minum minuman berpemanis gula, semakin besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan diabetes tipe 2. Demikian kesimpulan dari sebuah penelitian besar yang dilakukan London Imperial College di Inggris dan delapan negara Eropa lain. Dari 330.234 orang yang diikuti selama 16 tahun penelitan, sebanyak 12.403 orang mengembangkan diabetes tipe 2.
Sebagaimana diketahui, diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang ditandai oleh resistensi insulin dan terutama terkait dengan faktor genetik (keturunan) dan gaya hidup. Indonesia menempati urutan ke-4 dunia dengan jumlah penderita di atas 21 juta orang. Menurut Riskesdas tahun 2007, diabetes adalah penyebab kematian nomor-2 di daerah perkotaan Indonesia.
Meskipun penelitian tersebut tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat yang pasti antara konsumsiminuman bergula dengan diabetes, namun hubungan antara keduanya sangat kuat. Peningkatan risiko hanya turun sedikit menjadi 18% setelah menyesuaikan temuan untuk memperhitungkan indeks massa tubuh (BMI). Hal itu menunjukkan bahwa bukan hanya kelebihan berat badan yang menyebabkan tren.
Dalam penelitian sebelumnya, konsumsi sekaleng minuman berpemanis gula sehari telah dikaitkan dengan peningkatan kejadian diabetes tipe 2 di populasi Amerika Serikat sebesar 25%. Temuan ini menunjukkan bahwa korelasi yang sama juga berlaku di Eropa. Minuman bergula dapat menyebabkan diabetes tipe 2 karena efeknya pada berat badan. Selain itu, minuman tersebut juga memiliki efek glikemik yang dapat menyebabkan lonjakan cepat dalam glukosa darah, serta gangguan terhadap hormon insulin, yang biasanya mengatur gula darah.
Para penulis juga mengamati peningkatan signifikan insiden diabetes yang berkaitan dengan konsumsi minuman ringan berpemanis buatan, namun hubungan itu menghilang setelah memperhitungkan BMI peserta, yang mungkin menunjukkan bahwa hubungan itu tidak kausal tetapi didorong oleh berat badan peserta. Konsumsi jus buah dan madu murni tidak secara nyata berkaitan dengan insiden diabetes.
Nah, setelah mendapat informasi di atas, apakah Anda masih tetap ingin mengonsumsi minuman bergula setiap hari? Lain kali daripada minum teh manis atau coca cola, lebih baik Anda memesan teh tawar atau air putih saja. Lebih hemat dan lebih sehat!
—————————–
Sumber: jurnal studi diabetes Diabetologia (24 April 2013).

Ingin Meningkatkan Daya Ingat? Cobalah Trik Ini


Bagi Anda para pelajar yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian, atau para karyawan yang bersiap untuk presentasi, trik berikut dapat membantu Anda mengingat pelajaran atau materi presentasi Anda:
Ketika membaca materi yang ingin Anda hapal, kepalkan telapak tangan kanan Anda. Ketika Anda ingin mengingat apa yang sudah Anda hapal, kepalkan telapak tangan kiri Anda.
Sebuah studi baru yang dipimpin oleh Ruth Propper dari Montclair State University menunjukkan bahwa trik itu memang terbukti dapat membantu daya ingat Anda. Penelitian yang sebagian didanai oleh Angkatan Darat AS itu diterbitkan hasilnya dalam jurnal PLoS ONE.
“Temuan kami menunjukkan bahwa beberapa gerakan tubuh yang sederhana ini dapat meningkatkan daya ingat,” kata Propper. “Penelitian di masa depan akan memeriksa apakah mengepalkan tangan juga dapat meningkatkan bentuk-bentuk kognisi lain, misalnya kemampuan bicara atau spasial. ”
Propper dan rekan-rekannya merekrut 50 orang non-kidal untuk studi mereka. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan. Mereka diberi daftar 36 kata untuk dihapal dan kemudian diminta untuk mengingat kata-kata sebanyak yang mereka bisa.
Ke-50 subyek itu dibagi menjadi lima kelompok: satu kelompok yang menggenggam bola karet di telapak kanan mereka selama sekitar 45 detik ketika membaca daftar kata sebelum menuliskan sebanyak mungkin kata-kata yang mereka ingat, satu kelompok lain melakukan hal yang sama dengan tangan kiri. Satu kelompok lain menggenggam bola karet di telapak kanan saat membaca, kemudian di telapak kiri sembari menuliskan sebanyak mungkin kata-kata yang mereka ingat, satu kelompok lain melakukan sebaliknya. Satu kelompok kontrol tidak mengepalkan telapak tangan mereka sama sekali.
Ketika Propper dan timnya melakukan penilaian, mereka menemukan bahwa kelompok dengan nilai terbaik pada tes memori itu adalah mereka yang mengepalkan telapak kanan saat menghafal, dan telapak kiri saat mengingat kembali kata-kata. Kelompok itu mengingat rata-rata sepuluh kata, dibandingkan orang-orang dalam kelompok lain yang hanya mengingat rata-rata enam kata.

Aktivasi otak

Bagaimana mengepalkan telapak tangan memengaruhi otak? Mengepalkan telapak tangan diketahui memengaruhi keadaan emosional. Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa mengepalkan telapak tangan kiri atau kanan meningkatkan aktivitas otak di belahan yang berlawanan. Propper dan rekan-rekannya menduga bahwa belahan otak kiri dan kanan masing-masing berperan penting dalam menghapal dan mengingat. Ketika Anda mengepalkan tangan kanan, Anda mengaktifkan sisi kiri otak yang membantu menyimpan memori dan kemudian ketika Anda mengepalkan telapak kiri, Anda mengaktifkan sisi kanan otak untuk mengingat kembali informasi.

Untuk orang kidal

Studi saat ini tidak menawarkan trik memori untuk orang kidal, yang otaknya terkenal lebih sulit untuk diketahui cara kerjanya. Jika Anda kidal, mungkin yang sebaliknya berlaku.
—————————————
SUMBER: Propper et al. “Getting a Grip on Memory: Unilateral Hand Clenching Alters Episodic Recall.” PLoS ONE 8: e62474, 24 April 2013.